Breaking News
Loading...
Rabu, 10 Agustus 2016

4 Tips Jitu Meningkatkan Prestasi Anak Di Sekolah

03.44
Meningkatkan Prestasi Anak - Setiap orang bau tanah didunia ini niscaya menginginkan anak anaknya mempunyai prestasi yang cemerlang baik dalam karier kerjaan, pendidikan maupun kehidupan. Orang bau tanah mana yang tidak akan besar hati saat anak - anaknya berprestasi di sekolahnya. Semua orang bau tanah akan berharap biar anak-anaknya mempunyai nilai tinggi, menjadi juara kelas atau ranking teratas di sekolah sehingga hal itu akan memudahkan mereka menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kemudian hari.

Image source: Momjunction.com
Prestasi anak anak di sekolah tentu tidak sanggup hanya dibebankan kepada guru maupun orang orang di lingkungan pendidikan saja, namun faktor dari keluarga khususnya dari orang bau tanah juga ikut mensugesti prestasi anak anak di sekolah. Guru maupun pendidik memang mempunyai peranan dalam menigkatkan prestasi anak didiknya di lingkungan sekolah namun keluarga juga mempunyai peranan penting dalam mendidik putra - putrinya yang akan membantu meningkatkan prestasi di sekolah. Berikut tips keluarga bagaimana meningkatkan prestasi anak:

Peranan dan Komitmen dari orang tua
Kebanyakan orang akan berpandangan bahwa kewajiban dan tanggung jawab mendidik akan diserahkan kepada guru maupun pendidik, mereka hanya bertanggung jawab pemenuhan kebutuhan rumah maupun di sekolah. Sebenarnya pandangan ini keliru untuk menyerahkan tanggung jawab berguru anak kepada pihak sekolah saja.

Orang bau tanah dan keluarga mempunyai andil besar dalam meningkatkan prestasi anak. Kerja sama antara orang bau tanah dan sekolah sanggup meningkatkan prestasi berguru anak di sekolah. Inilah janji yang perlu dipegang oleh orang tua. Guru bertanggung jawab memperlihatkan pendidikan dan pengajaran yang sempurna disekolah, begitu juga orang bau tanah mempunyai peranan yang sama di rumah.

Reward dan punsihment memang dibutuhkan
Ya kebanggaan dan penghargaan memang dibutuhkan orang bau tanah untuk memotivasi mereka berguru lebih baik lagi. Berikan reward atau kebanggaan saat anak anda menerima prestasi yang baik. Begitu juga punishment atau "hukuman" juga dibutuhkan untuk mendorong mereka mempunyai kesadaran utnuk pentingnya berguru untuk masa depan mereka. Tentunya eksekusi ini tidak berwujud eksekusi fisik atau kekerasan yang justru sanggup meruntuhkanmental atau psikologi anak. Anda sanggup memperlihatkan eksekusi menyerupai mengurangi uang saku bila mereka tidak berguru atau mengerjakan kiprah rumah.

Mendorong lingkungan berguru yang nyaman dan kondusif
Belajar haruslah menjadi prioritas anak dan dorong sebagai rutinitas. Pembelajaran ini juga harus didukung dengan peranan orang tua. Sebagai pola saja memilih jadwal harian untuk belajar, mendukung waktu belajar, memastikan lingkungan berguru yang nyaman menyerupai mematikan tv atau meminimalisir kebisingan dsb. Artinya, orang bau tanah membuat suasana yang sanggup mendorong anak untuk mau berguru di rumah. Menyediakan akomodasi dan kebutuhan berguru anak di rumah.

Aturan dan regulasi di rumah tangga juga perlu disepakati oleh semua anggota keluarga. Ketika anak sedang belajar, anggota keluarga dihentikan menyalakan televisi atau menyetel radio dan musik. Ada jadwal berguru di rumah yang perlu dipahami oleh anak.

Pendampingan anak belajar
Kebanyakan orang bau tanah akan sibuk dengan jadwal kerjaan sehingga seringkali melupakan mendampingi anak saat belajar. Mereka umumnya memperlihatkan pendampingan berguru kepada petugas les privat. Sebenarnya pendampingan berguru sangat penting dan mensugesti prestasi berguru sekaligus meningkatkan ikatan psikologis antara orang bau tanah dan anaknya. Orang bau tanah memang perlu mendampingi anak berguru di rumah.

Namun bukan berarti selalu membantu kesulitan anak. Biarkan anak untuk menghadapi kesulitan berguru secara berdikari terlebih dulu. Orang bau tanah hanya sekadar member motivasi bagaimana memecahkan duduk kasus bahan pelajaran yang dihadapinya.  Sikap ini diambil biar anak tidak selalu tergantung pada orang bau tanah dalam menghadapi kasus belajar.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer